17 Desember 2019

Pekerjaan dalam Bayangan VS Pekerjaan di (Aslinya) Lapangan

Ada perbedaan nyata antara pekerjaan dalam bayangan/benak/pikiran (work as imagined) dibandingkan pekerjaan di lapangan (work as done), juga termasuk pekerjaan dalam tulisan (work as prescribed) dan pekerjaan ketika disampaikan atau diceritakan (work as disclosed).

Ketika membayangkan bagaimana tim lain melakukan pekerjaan, ada banyak hal yang bisa membuat gambaran pekerjaan tersebut jadi salah.

Bisa jadi gambaran pekerjaan menjadi lebih sederhana, tidak lengkap, atau salah langkah, tergantung beberapa hal.

Hal tersebut bisa terjadi karena dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu ketika melakukan pekerjaan tersebut, pemahaman atau pengetahuan terhadap tata cara pekerjaan itu, dan seberapa banyak mendengar mengenai cara melakukan pekerjaan.

Pengalaman masa lalu tidak bisa diandalkan sepenuhnya, karena bisa jadi ada perubahan ketika pekerjaan dilakukaan saat ini (karena ada perbedaan tuntutan, sumber daya, hambatan, perubahan peralatan, dll).

Pekerjaan dalam versi tulisan (work as prescribed) juga sering tidak sesuai dengan kondisi lapangan - bisa jadi kurang detail atau mungkin juga terlalu banyak prasyarat yang tidak diperlukan ketika pekerjaan benar-benar diemban di lapangan.

Padahal, sering kali bagaimana kinerja seseorang melakukan tugasnya dinilai berdasarkan tata cara tertulis pekerjaan -yang bisa jadi tidak sesuai. Terutama ketika hal buruk terjadi di tempat kerja.

Dan ketika menyampaikan/menjelaskan cara kerja yang selamat (work as disclosed), bisa jadi tidak selengkap tata cara kerja yang tertulis (work as prescribed), disampaikan ringkasannya saja oleh pengawas pekerjaan berdasarkan hal-hal yang telah dilakukan sebelum-sebelumnya.

Dan memang penyampaian detail pekerjaan tergantung banyak faktor, misalnya target audience. Pekerja yang baru mungkin akan dijelaskan pekerjaan secara lebih detail, tapi pekerja lama, bisa jadi hanya gambaran besarnya saja.

Dan bisa saja cerita utuh pekerjaan sengaja tidak disampaikan pekerja untuk melindungi dari hal-hal yang dikhawatirkan bisa merugikan mereka (karena bisa jadi akan mengubah susunan tim kerja, jadwal pekerjaan, sumber daya yang disediakan, tambahan syarat keselamatan yang tidak diinginkan, dst).

Padahal, ketika pekerjaan benar-benar dilaksanakan (work as done), bisa jadi ada banyak adaptasi (penyesuaian, tukar guling, variasi, kompromi) yang dilakukan agar tujuan pekerjaan bisa tercapai. Yang mungkin saja kesemua itu tidak masuk ke dalam analisis risiko secara formal.

Karenanya, untuk memahami suatu pekerjaan dengan lebih baik, perlu dipertimbangkan keempat aspek tersebut, jangan hanya mengandalkan aspek tulisan (work as prescribed) ataupun informasi pekerja (work as disclosed), apalagi hanya berdasarkan bayangan kita saja (work as imagined).

Mungkin saja, ketika terjadi kejadian kecelakaan, bukan pekerjaan yang terjadi (work as done) yang salah, tapi cara kita membayangkan pekerjaan (work as imagined) yang salah, karena belum memahami banyak keruwetan ketika pekerjaan berlangsung di lapangan.


---000---

Jakarta, 19 September 2019
Syamsul Arifin

Postingan terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar