26 April 2020

Target Zero Accident & Human Error (Meme)

Target zero accident itu berbahaya. Bisa menekan pelaporan kecelakaan dan menyembunyikan potensi perbaikan yang nantinya malah bisa membuat celaka lebih besar.




*Dilema Pekerja yang Mengalami Kecelakaan*

Karena target perusahaan adalah zero accident. Maka, jika seseorang mengalami kecelakaan -dan pasti akan ada kecelakaan dengan kadar yang bervariasi di tempat kerja- mengalami dilema. Award zero accident, tidak akan tercapai karena saya. Belum lagi kalau target zero accident tersebut dikaitkan dengan uang bonus seluruh pekerja. Jika saya melaporkan kecelakaan, maka akan dianggap sebagai orang yang menghanguskan bonus seluruh pekerja. Kondisi psikologis, rasa sungkan, malu, takut bercampur jadi satu. Peer pressure-nya akan sangat kuat kalau bonus nya bernilai lumayan. Anggapan, rumor, jadi bahan gosip, pandangan sinis rekan kerja, cibiran, guyonan yang bisa dimasukkan ke dalam hati, bisa mengikuti kalau melaporkan kecelakaan. Menurutmu, apakah saya akan melaporkan kecelakaan kalau begini kondisinya? Sepertinya, tidak. Bagaimana pendapatmu?



*Sudah Jatuh Tertimpa Tangga* Terkadang, ada beberapa hal yang tidak bisa kita hindari. Kompleksitas pekerjaan, perubahan kondisi, keterbatasan sumber daya, dan tuntutan target kerja, berpadu menghasilkan hal baru, yang terkadang tidak diprediksi dan tidak diinginkan: kecelakaan. Selain cedera, terkadang korban masih harus mendapatkan hukuman juga, bisa surat peringatan, bahkan mungkin juga pemutusan hubungan kerja. Jadinya seperti pribahasa judul ini, sudah dapat kemalangan, tambah lagi kesulitannya. Alasannya sederhana, kecelakaan itu terjadi karena kelalaian. Human error bahasa kerennya. Istilah human error mudah dilabeli ketika manajemen hendak mencari kambing hitam, siapa yang salah dalam kejadian ini. Mudah, cepat, tidak perlu mikir banyak. Tunjuk saja pekerja di lini lapangan, sebagai pelarian kerumitan investigasi yang benar. Tumbal. Maka, alangkah menyedihkannya nasib si korban. Sudah celaka, dipecat pula.



Safety interventions can target the human, or the technological and organizational environment. The choice means either fitting people into fixed systems or engineering systems so they are fit for people. Today, various factors seem to favor safety interventions that consider people as a problem to control (through procedures, compliance, standardization, sanctions). Safety is measured mainly by the absence of negatives. Safety professionals should view people as a solution to harness rather than a problem to control, and consider safety more as a presence of positive capacities, and move from a vocabulary of control, constraint and deficit, into one of empowerment, diversity and human opportunity. (artikel Employees, A Problem to Control or Solution to Harness? Oleh: Sidney Dekker)



Setiap manusia pasti pernah berbuat salah. Dan bersiaplah, karena yang namanya manusia pasti akan berbuat salah lagi di kemudian hari.

Kita tidak bisa mengubah sifat alami manusia, tapi kita bisa mengubah kondisi di mana manusia itu berada.

Selain mudah dan cepat, menyalahkan manusia dapat memenuhi pelampiasan emosi ketika hal buruk terjadi.

Human error atau kesalahan manusia, sering dijadikan kambing hitam penyebab kecelakaan.




You can not get rid fallible worker from work system. Being fallible is part of human nature. (Syamsul Arifin)

Postingan terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar