10 Juni 2021

(Analogi) Reaksi ketika pekerja mengalami nearmiss yang serius #santuy

(Analogi) Reaksi ketika pekerja mengalami nearmiss yang serius #santuy

Apakah kejadian nearmiss barusan akan dilaporkan..? Hal ini tergantung beberapa hal, diantara adalah bagaimana manajemen merespon pelaporan serupa di masa lalu.

Jika pernah ada kejadian nearmiss serius yang pernah dilaporkan, kemudian pekerja tersebut dimarahi, dapat surat peringatan, atau bahkan dilarang kerja. Maka sudah hampir bisa dipastikan, nearmiss yang barusan tidak akan dilaporkan.

Pekerja akan lebih mementingkan terhindar dari konsekuensi negatif (dimarahin, dikasih SP, dicekal dari suatu lapangan), ketimbang memberikan pelajaran (pelaporan nearmiss) yang manfaatnya tidak ia rasakan (langsung) tapi konsekuensinya ia rasakan (instan).

Bagaimana pandangan bapak/ibu terhadap seseorang yang tidak melaporkan kejadian nearmiss serius yang ia alami?

Kalau pendapat saya, jawabannya bisa jadi relatif, tergantung sudut keilmuan, pengalaman, praktik organisasi, dan kebijakan yang mau diambil.

Misalnya, dari sisi praktisi sebagai penegak peraturan/regulation, pemenuhan ketaatan/compliance, penganut birokrasi prosedural, hal itu (tidak melaporkan nearmiss serius yang dialami) akan dianggap kesalahan fatal.

Kan sudah umum diketahui, jargon 'semua kejadian harus dilaporkan, guna mencegah kecelakaan serupa di kemudian hari'. Bahkan nearmiss adalah hadiah/rezeki nomplok, karena kita beruntung tidak ada yang cidera.

Bisa jadi orang tersebut, kalau ketahuan (menyembunyikan nearmiss), akan mendapatkan konsekuensi/hukuman yang "adil"/just, sebagai 'pembelajaran' bagi orang lain, agar tidak meniru perilaku yang 'tidak bermoral' tersebut.

Tapi dari sudut pandang yang lain. Dari sisi psikologi/ilmu kejiwaan manusia, sebagai seorang pembelajar sosial (social learning), siapapun akan berusaha maksimal untuk menghindari ketidakpastian dan kecemasan.

Salah satu kecemasan/anxiety yang (mungkin) akan ia hindari adalah ketidakpastian/uncertainty konsekuensi yang akan ia dapatkan.

Kalau kata Ibnu Hazm (yang saya kutip dari webnya Erik Hollnagel): The chief motive of all human actions is the desire to avoid anxiety. (Ibn Hazm, 994-1064)

Dan untuk memprediksi konsekuensi yang mungkin akan ia dapatkan, polanya bisa dipelajari dari kejadian yang sudah-sudah. Ada asumsi dasar/basic underlying assumption yang sudah dikenali/dipahami orang-orang di dalam organisasi. 

Lantas bagaimana memastikan kelancaran pelaporan kejadian dari lapangan bisa kita dapatkan? Silakan sharingnya bapak/ibu 🙏🏻



---000---

Depok, 9 Juni 2021

Syamsul Arifin.

Postingan terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar