27 April 2020

Ergonomic Home Office

oleh: Syamsul Arifin, Praktisi K3LH

Bekerja dari rumah/work from home (WFH) telah menjadi kelaziman. Hal normal yang baru (new normal).

Jika bukan pekerja esensial semisal dokter, suster, pekerja toko/supermarket, pemadam kebakaran, penyelenggara fasilitas publik, dst atau tidak di-PHK/dirumahkan (sementara), sudah bisa dipastikan anda akan bekerja dari rumah.

Bekerja dari rumah punya tantangan dan bahaya tersendiri. Bahaya ergonomi. Kesesuaian antara alat/tempat kerja dengan pekerjanya (manusia) -kita.

Jika tidak dikelola dengan baik, bisa muncul musculoskeletal disorders (MSDs) -cedera atau sakit yang mempengaruhi pergerakan atau terjadi pada sistem musculoskeletal (otot, tendon, ligamen, syaraf, disk, saluran darah, dst).

Contoh MSDs adalah carpal tunnel syndrome (CTS), back pain, tendonitis, tension neck syndrom, dll.

Faktor risikonya ada 2, terkait pekerjaan/work related ergonomic (postur/posisi, gerakan berulang) dan personal (gaya hidup sehat, kebiasaan/praktik kerja yang buruk).

Untuk mengantisipasinya, kita bisa melakukan mitigasi beberapa hal.

Setup alat kerja kantor di rumah secara ergonomis. Penggunaan laptop bisa membuat postur janggal (awkward position), jika memungkinkan, gunakan docking station untuk menghubungkan laptop dengan monitor PC dan keyboard terpisah.

Jika tidak memungkinkan, seperti setting-an saya, gunakan stand/dudukan laptop (atau bisa juga menggunakan tumpukan buku) yang bisa mengangkat tinggi layar laptop agar lebih mendekati/sejajar level mata (mengurangi tekanan di leher karena menunduk).

Pilih juga keyboard tambahan yang ergonomis, untuk mengurangi posisi tangan terlalu menjangkau ke depan, dan menyesuaikan dengan arah netral tangan/tidak menekuk (mengurangi tekanan pada syaraf di pangkal tangan -penyebab CTS).

Gunakan mouse yang berukuran besar, agar telapak tangan bisa bertumpu/bersandar dan tidak mencengram, serta letakkan mendekati keyboard.

Cari kursi di rumah yang dapat mendukung punggung bawah untuk dapat bersandar dengan sempurna, dan pastikan kaki menapak penuh di lantai. Jika tidak bisa menapak utuh, gunakan alas pijakan untuk mengurangi tekanan di paha bawah yang bisa menekan saluran darah.

Pastikan cukup pencahayaan, dan ambillah waktu jeda istirahat ketika bekerja agar tubuh bisa relaksasi/mengurangi tekanan/terlepas dari posisi janggal berkepanjangan (sustained awkward position).

Jaga kebugaran dengan gerak badan dan pastikan asupan makanan-minuman yang bergizi.

Mungkin kondisi kantor rumah tidak ideal, tapi tidak seharusnya kita mempertaruhkan kesehatan jangka panjang. Maka dari itu, cobalah identifikasi bahaya-bahaya bekerja di rumah, dan mencarikan solusi praktisnya, agar bekerja di rumah bisa produktif dan (tetap) selamat/sehat.


---000---

Depok, 26 April 2020
Syamsul Arifin, SKM, MKKK.


Postingan terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar