24 September 2017

Radioaktif Alamiah

Radioaktif Alamiah atau Naturally Occurring Radioactive Material (NORM) adalah bahan-bahan radioaktif yang muncul/ada secara alami (dari alam). Paparan oleh NORM umumnya diakibatkan oleh aktifitas manusia, semisal pembakaran batu bara, pembuatan dan penggunaan pupuk, serta produksi minyak dan gas bumi (migas).

Radiasi bisa berasal dari alam maupun hasil buatan manusia. Contoh radiasi alamiah adalah: sinar matahari; radiasi dari material yang berasal dari dasar bumi; ataupun radiasi dari dalam tubuh makhluk hidup. Sedang contoh radiasi buatan adalah: sinar X yang digunakan di rumah sakit dan peralatan logging di sumur migas.

Bahan radioaktif bersifat tidak stabil dan berkurang dari waktu ke waktu (waktu paruh), memancarkan radiasi ionisasi. Jika radiasi memapar organ atau jaringan tubuh, bisa terjadi kerusakan biologis kepada yang bersangkutan, atau bisa terjadi kerusakan biologis pada keturunan/anak orang yang terpapar tersebut, meningkatkan resiko terkena kanker atau cacat lahir.

NORM dapat ditemui di alam dan di bahan-bahan buatan manusia seperti pada beberapa bahan bangunan dan pupuk, begitu juga pada beberapa produksi migas. Pada lapangan migas, NORM awalnya terdapat di formasi minyak dan gas di bumi, yang umumnya terikut ke permukaan di dalam bentuk air sisa produksi. Begitu air produksi mencapai permukaan dan suhunya menurun, NORM menguap di tubing/pipa dan peralatan proses. Hal ini bisa mengakibatkan adanya radium, uranium dan thorium beserta turunan-turunannya pada karat dan lumpur di peralatan proses produksi.

Ada tiga jenis radiasi yang dipancarkan oleh NORM,
  1. Alpha (α)
  2. Beta (β)
  3. Gamma (γ)

Partikel alpha merupakan nuklea helium yang berat dan bermuatan positif ganda, sehingga menyebabkannya menjadi cepat kehilangan energi. Partikel ini bisa ditahan dengan hanya sehelai kertas atau permukaan kulit.

Partikel beta berukuran lebih kecil dan hanya bermuatan satu negatif, sehingga menyebabkannya menjadi lebih lambat bereaksi. Pancaran beta bisa dihentikan oleh lapisan plastik atau logam tipis

Partikel alpha dan beta dikategorikan menjadi berbahaya bagi kesehatan jika sumber radiasi ini tertelan atau terhirup dan memancarkan radiasi dari dalam tubuh seseorang.

Pancaran gamma dikaitkankan dengan alpha, hasil pembusukan alpha dan merupakan bentuk radiasi elektromagnetik berenergi tinggi yang berinteraksi secara mudah dengan bahan-bahan lain. Kita dapat terlindung dari radiasi gamma jika berada di balik lapisan tipis timbale atau bahan lain yang tebal. Partikel gamma dikategorikan sebagai bahaya eksternal bagi jaringan tubuh.

Perbandingan daya tembus antara ketiga energi ionisasi tersebut, bisa dilihat pada ilustrasi berikut:


Di dalam industri migas, NORM hadir dalam tiga bentuk umum:
  1. Akumulasi radium 226 dan radium 228 beserta turunannya yang terdapat pada air sisa produksi, yang bisa terakumulasi sebagai karat dan lumpur di pipa, pemanas (heater treater), separator, dan tanki air
  2. Akumulasi radon beserta turunannya di dalam sistem penanganan gas semisal filter inlet dan pompa reflux
  3. Akumulasi lead 210 di dalam sistem perpipaan.



Ada dua cara seseorang terpapar NORM:
  1. Irradiasi: paparan eksternal dengan sumber radiasi yang berada di luar tubuh
  2. Kontaminasi: paparan internal, jika bahan radiasi masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi/jalan pernafasan, ingesti/jalan makan, atau absorpsi/penyerapan kulit.

Efek kesehatan dari paparan ionisasi irradiasi sangatlah berbeda-beda tergantung jumlah energi yang diserap, jangka waktu paparan, dosis dan target organ yang terpapar.

Sebetulnya, paparan NORM secara umum adalah rendah dan dibawah nilai yang ditetapkan peraturan. Bahkan di dalam beberapa kondisi, terpapar pada radiasi tingkat rendah tidak akan mengakibatkan efek kesehatan yang tidak dapat dipulihkan.

Paparan akibat NORM tidak akan menghasilkan efek akut ataupun parah seperti yang terjadi pada efek yang diakibatkan pada paparan radiasi tingkat tinggi dari sumber radiasi buatan manusia. Paparan kronis NORM pada pekerja umum atau akibat tidak mengikuti langkah-langkah pencegahan, umumnya bersifat jangka panjang, semisal terjadinya perkembangan laten pada beberapa bentuk kanker.

Beberapa jenis kanker telah diidentifikasikan memiliki kaitan dengan paparan radiasi, semisal leukemia dan kanker pada paru-paru, perut, oesophagus, tulang, tiroid, dan otak serta sistem syaraf. Namun, adalah merupakan salah satu hal yang perlu dipahami, bahwa efek kesehatan ini sangat terkait dengan nilai dosis yang terpapar. Dan hasil studi ilmiah secara umum selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa paparan radiasi tidak dapat dikaitkan dengan semua jenis kanker.

Surveilen medis untuk paparan radiasi tingkat rendah merupakan langkah umum akibat terlampauinya nilai yang ditetapkan peraturan. Namun, surveilen medis merupakan alat yang tidak spesifik dan tidak sempurna, karena sulit untuk menemukan pengujian medis yang bisa mendeteksi perubahan abnormal yang signifikan dalam jangka waktu yang panjang.

Tidak ada pengujian medis yang sempurna untuk semua potensi bahaya kesehatan. Karenanya, surveilen medis menjadi strategi umum yang jarang dipakai. Karenanya, perlu ditekankan bahwa pengendalian pada sumber bahaya, pemantauan nilai paparan, pelatihan pekerja dan praktek kerja yang aman, merupakan hal-hal yang penting untuk mencegah paparan pada pekerja, terkait isu NORM.



---000---

Referensi:
  • International Association of Oil & Gas Producers (OPG). Guidelines for the management of Naturally Occurring Radioactive Material (NORM) in the oil & gas industry. September 2008
  • American Petroleum Institue (API). Bulletin on Management of Naturally Occurring Radioactive Materials (NORM) in Oil and Gas Production. April 2006

Postingan terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar