10 Juni 2021

Ikhtiar Berbagi Pengetahuan, Energizing Masa Depan


Ketika berbicara mengenai berbagi (sharing), yang umumnya muncul di benak kita adalah berbagi makanan, minuman, uang sumbangan dan hal material lainnya. Meskipun hal itu baik sekali, namun ada juga bentuk berbagi lainnya, berbagi hal immaterial, yaitu berbagi pengetahuan, ilmu, atau pengalaman.

Menurut saya, berbagi pengetahuan, ilmu, atau pengalaman tidak kalah baiknya, bahkan bisa jadi memiliki banyak keunggulan, baik bagi partisipan maupun bagi yang melakukan knowledge sharing.

Mempersiapkan partisipan dengan pengetahuan praktis atau ril yang akan dihadapi, menghubungkan antara teori yang telah dipelajari dengan praktik implementasi di dunia kerja, dan mendapatkan tacit knowledge (pengetahuan dari pengalaman dan pemahaman) disamping explisit knowledge (pengetahuan tertulis/terdokumen) yang disintesa dari pengalaman kerja praktisi/profesi tertentu.


Lima belas tahun lalu, ketika memasuki industri migas (minyak dan gas), dimulai pada aktifitas pengeboran, saya tidak yakin sudah mempersiapkan diri dengan pengetahuan yang memadai.

Banyak hal yang tidak saya ketahui. Mulai dari peralatan yang ada di rig, karakteristik lokasi lapangan, tahapan pekerjaan, pembagian kru kerja, bahaya personal dan bahaya besar yang ada, model bisnis migas, dan seterusnya.

Saya tercengang dengan canggihnya teknologi yang dipergunakan, kerumitan yang dihadapi, tingginya risiko pekerjaan, serta tantangan yang dihadapi.

 

(Selfie di Rig floor DATI #231, Sumur Budi #1, Tately N.V., 9 Maret 2007)
 

Untuk itulah, saya senang berbagi pengalaman dan ilmu yang saya miliki dengan para mahasiswa, fresh graduate, dan orang yang memiliki ketertarikan pada industri migas.

Hal itu saya lakukan dengan harapan bisa mempercepat proses pembelajaran mereka, memperkaya pengetahuan, dan mempersiapkan kesuksesan pada masa depan mereka.

Materi yang saya biasanya sajikan ada beberapa hal: siklus migas; dasar K3 (bahaya, risiko, personal safety atau process safety), dan tips sukses berkarir.

Di siklus migas, saya menjelaskan bahwa secara umum, industri migas dibagi menjadi dua: hulu/upstream dan hilir/downstream. Di hulu, ada tahapan eksplorasi, pengembangan, produksi, sedang di hilir ada transportasi, pengilangan, dan pemasaran produk.

Pada sektor hulu migas, di tahapan eksplorasi ada aktifitas seperti seismik, pengeboran wild cat; di fase pengembangan lapangan/development ada pengeboran produksi (beserta well completion, wellservices, atau workover) dan konstruksi fasilitas pemroses/anjungan lepas pantai; pada fase produksi ada proses ekstrasi migas yang menjadi aktifitas utama, pemisahan minyak-gas-air, dan pengolahan air yang ikut terproduksi.

Pada sektor hilir migas, ada tahapan transportasi migas yang umumnya menggunakan pipa atau kapal tanker; sedang pada pengilangan/manufacturing dilakukan beberapa prinsip-prinsip pengolahan minyak mentah menjadi produk semisal pemisahan, pengubahan, peningkatan kualitas, atau pencampuran; baru kemudian produk kilang dijual ke konsumen eceran maupun pabrik petrokimia yang akan mengubah menjadi bahan lain semisal untuk keperluan pupuk, plastik, dll.

 


Pada beberapa sesi khusus, saya juga menjelaskan gambaran umum pada proses pengeboran, completion, workover dan abandonment sebuah sumur migas untuk bisa mendapatkan sedikit gambaran kompleksnya siklus sumur migas.

Memaparkan berbagai tipe rig di darat/onshore dan lepas pantai/offshore, sistem peralatan yang ada di rig pengeboran semisal sistem circulating, rotating, hoisting, power, Blow Out Preventer (BOP); juga tahapan operasi pekerjaannya dimulai dari site preparation, drilling, well completion, servicing, dan plug and abandon well.

Pelajaran yang bisa diambil dari sesi ini adalah bahwa untuk menghasilkan produksi migas yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan manusia, ada siklus yang panjang, rumit, dan bervariasi. Kesemua itu memiliki karakter pekerjaan, peralatan, aktifitas, dan pekerja yang berbeda-beda. Sehingga peserta mendapatkan wawasan yang lebih luas mengenai model bisnis yang menyeluruh pada industri migas.

Selanjutnya, saya sering juga menjelaskan mengenai perusahaan-perusahaan yang terlibat di industri migas. Ada perusahaan/operator yang mencakup bisnis hulu dan hilir atau bisa juga disebut integrated companies. Kemudian perusahaan ini juga terbagi menjadi perusahaan nasional/national oil company atau perusahaan internasional/international oil company.

Perusahaan nasional kepemilikannya dikelola oleh negara atau badan usaha milik negara misalnya Pertamina, Saudi Aramco, Qatar Petroleum, dll, sedang perusahaan internasional yang saham bisa dimiliki masyarakat umum/swasta dan operasionalnya ada di berbagai lokasi negara, misalnya Chevron, BP, Total, dll.


Saya kemudian melengkapi dengan menjelaskan bahwa untuk beroperasi, perusahaan/operator itu memiliki kontrak kerja dengan perusahaan yang melakukan aktifitas tertentu, misalnya dengan perusahaan yang melakukan pekerjaan seismik, pengeboran/drilling contractor, bahkan pada bagian tertentu pengeboran atau perbaikan sumur ada banyak kontraktor spesialis yang mengambil peranan. Demikian juga pada saat konstruksi fasilitas produksi, ada beragam perusahaan yang mendukung sebagai kontraktor konstruksi, engineering, inspeksi, dst.

Ada juga perusahaan subkontraktor yang bisa jadi berkontrak dengan kontraktor utama yang memiliki hubungan/ikatan kerja dengan operator, misalnya untuk penyedia gudang/warehouse, jasa catering, inspeksi, pelatihan, transportasi darat-laut-udara, tenaga medis, alat berat, pengolah limbah, dll termasuk menyediakan jasa tenaga kerja.

 



Pelajaran yang bisa diambil dari sesi ini adalah bahwa ada banyak sekali peluang berkarya, bukan hanya di operator atau nasional oil company ataupun international oil company-nya saja, dan tidak masalah jika kita mulai dari kontraktor/subkontraktor, sambil terus memperbaiki kompetensi, menambah pengalaman kerja, dan membuka jaringan.

Hal itu penting terutama bagi mahasiswa atau fresh graduate agar jangan khawatir mencoba melamar pekerjaan pada perusahaan yang bisa jadi namanya tidak terlalu terkenal/tidak diketahui.

Kemudian, berbicara mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), beberapa hal yang umumnya saya paparkan mengenai hal dasar konsep bahaya/hazard, risiko/risk, kejadian/event, dan konsekuensi/consequence; sebelum menunjukkan contoh bahaya-bahaya (personal) dari sisi keselamatan, kesehatan, beberapa contoh major accident hazard; kerangka hirarki pencegahan, ditambah Swiss-Cheese model/defense in depth atau Bow-Tie model yang dapat menggambarkan apa saja pencegahan dari sisi peralatan, prosedur, program, atau perilaku pekerja yang dapat menghasilkan operasi migas yang selamat di tengah kompleksitas, ketidakpastian, dan tingginya risiko yang dihadapi dalam memproduksi energi fosil yang terjangkau.





Pelajaran yang ingin saya bagikan disini adalah bahwa industri migas memiliki risiko yang tinggi, ada banyak sekali contoh yang dapat membuktikan hal ini, namun di sisi lain, saya juga ingin menunjukkan bahwa bukan hanya sekedar modal nekad yang diperlukan untuk bisa terjun di bisnis ini, ada banyak sekali standar industri atau praktik rekayasa teknik yang baik, regulasi yang harus dipatuhi, dan keunggulan penerapan praktik-praktik K3 yang telah dilakukan dalam membuat lingkungan kerja yang selamat.

Di satu kesempatan, saya juga pernah membagikan tips umum yang harus dimiliki agar bisa sukses dalam berkarya.

Diantaranya urgensi untuk mengasah juga kemampuan soft skill disamping hard skill, semisal kemampuan komunikasi, kolaborasi, kemauan untuk terus belajar, manajemen waktu, dst agar bisa sukses.


Memiliki jiwa pembelajar adalah modal yang harus dimiliki untuk memiliki competitive advantage (keunggulan kompetitif), ini bisa dibangun dari persepsi bahwa kita semua ini adalah mahkluk yang bisa terus tumbuh/berkembang (growth mindset).

Semoga itu semua bisa melengkapi untuk menjadi pribadi yang sustainable di era VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambigue).


Di tengah pandemi, ternyata malah bisa terbentuk kanal baru dalam berkumpul dan berbagi bersama. Alhamdulillah bisa ikut terlibat dan menyumbangkan sedikit manfaat sebagai pembicara ke lebih dari 1,500 mahasiswa, fresh graduate, dan profesional/praktisi K3 se-Indonesia.

Beberapa webinar yang sukses terlaksana pada kampus atau organisasi profesi diantaranya yaitu:

  • Teknik Industri, Universitas Brawijaya, 8 Mei 2021
  • Enershow & PEM Akamigas, Cepu, 10 April 2021
  • Bangun Energi, sesi #1: 28 Maret 2021 dan sesi #2: 3 April 2021
  • Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret, Solo, 21 Maret 2021
  • Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Tasikmalaya, 6 Desember 2020
  • Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, 8 November 2020
  • Occupational Health and Safety Community (OHSC) FKM Universitas Indonesia, 17 Oktober 2020
  • Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI), 22 Agustus 2020
  • Fakultas Vokasi D-IV K3, Universitas Balikpapan & Forkomex SKK Migas Kalsul, 25 Juli 2020
  • Fakultas Vokasi D-IV K3, Universitas Balikpapan, 26 Juni 2020
  • Fakultas Kesehatan, D-IV K3, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, 20 Juni 2020
  • Perkumpulan Ahli Keselamatan dan Keteknikan Minyak dan Gas Bumi Indonesia (PAKKEM), 20 Mei 2020.






Saya suka berbagi. Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, pada dasarnya kita sedang mengasah/mengembangkan kompetensi diri sendiri juga.

Harapannya, semoga materi yang telah disampaikan bisa menginspirasi, membuka wawasan, meng-energize masa depan, dan memberatkan amal timbangan. #amin


 

---000---

 

Depok, 16 Mei 2021

Syamsul Arifin, SKM. MKKK. Grad IOSH.

Praktisi K3LH

 

 

#PertaminaEmployeeJournalism #BerbagiSamaSamaBerbagi #pej2021 @pertamina

Postingan terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar