21 April telah menjadi hari kebanggaan para wanita
Indonesia semenjak ditetapkan 54 tahun lalu melalui Keputusan Presiden nomor
108. Namun begitu, kondisi perempuan di Indonesia tetap mengenaskan.
Catatan Tahunan (CATAHU) Komisi Nasional Anti Kekerasan
Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menunjukkan data yang memprihatinkan dan
memilukan, bahwa perempuan Indonesia masih rentan terhadap kekerasan.
Angka kekerasan terhadap perempuan terus meningkat dari
tahun ke tahun. Komnas Perempuan mencatat telah terjadi 259,150 kasus kekerasan
terhadap perempuan selama 2016.
Di ranah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), kekerasan
yang paling menonjol adalah kekerasan fisik sebesar 42%, disusul kekerasan
seksual 34%, kekerasan psikis 14%, dan lainnya 10%.
Karena itulah, ketika sekolah tempat anak perempuan
penulis menimba ilmu memberikan opsi ekstra kurikuler pencak silat, sebagai
orang tua, saya mendiskusikan olah raga bela diri tradisional ini dengan ananda
sehingga dia pun antusias untuk kemudian mengikutinya.
Bela diri bagi anak perempuan memiliki beberapa manfaat.
Yang utama adalah agar anak/perempuan mampu membela
dirinya ketika berada dalam kondisi bahaya. Menghadapi predator seks, perampok,
atau lainnya. Ukuran bukanlah masalah. Meski tubuh kecil, jika menerapkan
teknik yang tepat, badan besar pun bisa dibanting tak berdaya.
Bela diri juga membantu menjaga kesehatan tubuh, menambah
stamina. Dokter spesialis kedokteran olahraga, Michael Triangto mengatakan
bahwa pencak silat itu bagus untuk perempuan karena tidak membuat otot jadi
besar, jadi meski berlatih bela diri namun secara fisik tetap dengan fisik
perempuan pada umumnya.
Belajar pencak silat juga sangat berguna membangun mental
atau soft skill peserta. Melatih ketahanan
jiwa, pantang menyerah, pemberani, meningkatkan percaya diri, membina jiwa
sportifitas, disiplin, dan menumbuhkan sifat kesatria atau mulia.
Coba bayangkan, jika ada sesi sparring partner ketika latihan silat, dihadapkan dengan lawan
seperti apapun, tidak gentar atau melarikan diri atau mencari-cari alasan untuk
menghindar. Tidak menyerah kecuali memang kalau juri sudah memutuskan kalah.
Pun kalau sudah kalah tidak menjelek-jelekkan lawan, tapi malah memicu semangat
untuk berlatih lebih baik lagi.
Di samping membekali teknik membela diri secara fisik,
orang tua juga sebaiknya mengajari anak cara membela dirinya secara verbal atau
lisan. Misalnya mampu atau berani berkata tidak pada hal yang salah atau tidak
diinginkan, mampu berkomunikasi secara asertif (menyampaikan hal-hal yang
diinginkan dan dipikirkannya kepada orang lain namun tetap menjaga dan
menghargai perasaan pihak lain), mengenali rayuan-tipu muslihat atau kebohongan
beserta cara meresponnya, dan kemampuan verbal lainnya.
Sehingga, selain membekali anak dengan makan bergizi
ketika sekolah, kita juga sepertinya wajib membekali mereka dengan kemampuan
fisik dan psikis untuk dapat menghindar dan mungkin saja mencegah atau melawan
terjadinya kemungkaran pada diri mereka.
---000---
Syamsul Arifin, SKM. MKKK.
Praktisi K3 Balikpapan
www.syamsularifin.org
Referensi:
·
Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap
Perempuan (Komnas Perempuan). Catatan
Tahunan Kekerasan Terhadap Perempuan 2017. Jakarta
·
Kompas. 2016,
Ada 259.150 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan. Diakses di http://nasional.kompas.com/read/2017/03/07/19240821/2016.ada.259.150.kasus.kekerasan.terhadap.perempuan.
·
Indonesia Pencak Silat Community. Wanita perlu belajar beladiri? Diakses
di http://www.silatindonesia.com/2008/12/wanita-perlu-belajar-beladiri/
·
Liputan 6. Pencak
Silat Bagus dan Cocok untuk Wanita. Diakses di http://health.liputan6.com/read/2251762/pencak-silat-bagus-dan-cocok-untuk-wanita
·
Dikatama. 3
Manfaat Olahraga Seni Bela Diri Pencak Silat. Diakses di https://dikatama.com/pencak-silat/
·
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses di https://www.kamusbesar.com
Dimuat juga di Koran Tribun Kaltim 28 April 2018, hal 10 kolom opini |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar