16 Desember 2019

Kiat Mengoptimalkan Management Walkthrough

Kunjungan lapangan para pimpinan perusahaan adalah salah satu program yang bisa memperkuat budaya keselamatan di lokasi kerja –tempat utama penerapan Sistem Manajemen K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) perusahaan. Jika dijalankan dengan benar, aktifitas kunjungan lapangan tersebut bisa berbuah produktif.

Program K3 semisal itu bisa kita temukan melalui aktifitas Management Walk Through (MWT) di berbagai lapangan Pertamina. Salah satu contohnya adalah kunjungan Direktur Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Feri Sri Wibowo, ke seluruh lapangan PHKT di lepas pantai/offshore dan darat/onshore beberapa waktu lalu.

Dilihat dari aspek K3, ada beberapa poin yang harus diperhatikan para pimpinan yang menginginkan kunjungan lapangannya memberikan hasil yang optimal. Diantaranya yaitu:

Jadilah teladan

Para pekerja mempercayai apa yang mereka lihat, bukan apa yang mereka dengar, karena itu, lakukan apa yang anda ucapkan ketika berbicara tentang keselamatan.

Selama kunjungan, patuhi SEMUA peraturan keselamatan yang ada. Setibanya di lokasi, ikuti safety induction, jika tidak ada safety induction mungkin karena merasa sungkan, mintalah. Safety induction sangat bermanfaat untuk memberikan gambaran besar mengenai pekerjaan yang berlangsung, bahaya-bahaya yang mungkin ada, dan beberapa peraturan keselamatan umum serta hal-hal yang harus dilakukan jika terjadi kondisi darurat.

Pastikan anda memakai seluruh Alat Pelindung Diri (APD) yang dipersyaratkan semisal helm, kaca mata dan sepatu keselamatan. Selain untuk melindungi diri anda, hal itu menunjukkan bahwa ketika berbicara tentang wajibnya memakai APD -peraturan keselamatan-, maka kewajiban itu mencakup seluruh pekerja, termasuk para pimpinan –peraturan keselamatan berlaku bukan hanya bagi bawahan. Jika tidak tersedia APD yang dipersyaratkan atau anda tidak bisa memenuhi persyaratan keselamatan lainnya, lebih baik tunda kunjungan anda,meskin anda sudah berada di lokasi.

Libatkan pekerja, tanyai mereka

Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan untuk melibatkan diri dengan pekerja adalah dengan: bertanya.

Tanyakan apa yang sedang mereka kerjakan, apa saja bahaya yang terlibat pada pekerjaan mereka, apa saja mitigasi yang telah mereka lakukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan aman.

Dengan bertanya, pekerja dipaksa memikirkan ulang langkah kerja yang aman, potensi bahaya yang terlibat dan pencegahan yang telah mereka lakukan. Dorong lebih jauh, tanyakan apakah yang mereka lakukan sudah memadai atau belum.

Binalah komunikasi yang terbuka, posisikan diri secara egaliter agar terbangun komunikasi dua arah yang jujur apa adanya.

Beri solusi

Dengan melakukan kunjungan lapangan, pimpinan perusahaan bisa melihat secara langsung kesulitan ataupun hambatan yang dialami pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya secara efisien dan aman. Tangkap kesulitan-kesulitan tersebut, dan jadilah bagian pemberi solusi, bukan pemberi masalah.

Apakah ada isu kelangkaan APD, kesulitan penyediaan alat kerja yang memadai, tidak adanya pelatihan, dst.

Beri apresiasi

Jika kunjungan lapangan dilakukan hanya ketika terjadi kecelakaan, maka pimpinan tersebut akan diasosiasikan oleh para pekerja sebagai pembawa berita buruk. Maka dari itu, alangkah baiknya jika para pimpinan perusahaan datang ke lapangan membawa berita baik, bisa berupa bonus keselamatan atau mungkin barang-barang merchandise perusahaan untuk dibagikan ketika bertanya di sesi rapat keselamatan, tool box meeting atau diberikan ke safety officer lapangan untuk menyemarakkan pelatihan onsite yang dia lakukan.

Hentikan pekerjaan yang tidak aman

Jika melihat pekerjaan yang tidak aman, tugas setiap orang yang mengetahuinya untuk menghentikan pekerjaan tersebut sebelum terjadi korban karena kecelakaan.

Dorong para pekerja untuk melakukan penghentian pekerjaan yang tidak layak, dan hormati pekerja yang menghentikan anda, pimpinan perusahaan. Aktifitas penghentian pekerjaan yang tidak aman merupakan salah satu indikasi matangnya budaya keselamatan di sebuah organisasi.

Dorong pelaporan

Ketika melihat hal-hal yang tidak baik, mintalah pengawas lapangan untuk melaporkannya. Doronglah pelaporan segala bentuk kecelakaan, baik kecelakaan ringan, nearmiss, ataupun pelaporan kondisi tidak aman dan perilaku berisiko yang diamati/di observasi.

Semakin banyak pelaporan, data potensi kecelakaan akan semakin baik, memungkinkan tim yang di kantor mengamati kecenderungan/tren yang terjadi guna pencegahan lebih awal.

Libatkan pimpinan lain

Jika memungkinkan, ajaklah serta pimpinan dari tim lain. Sepasang mata yang berbeda bisa memberikan sudut pandang baru yang mungkin selama ini tidak terlihat oleh pekerja yang terbiasa dengan area kerja.

Jika area kerja juga melibatkan tim kerja dari perusahaan lain, kunjungan lapangan pimpinan lintas departemen atau bahkan lintas perusahaan, bisa memberikan masukan yang berharga, selama tim kunjungan mempunyai tujuan yang sama, saling membina budaya keselamatan secara konstruktif.

Jangan lupakan tindak lanjut

Temuan-temuan dilapangan perlu ditindak lanjuti. Jangan sampai hanya dianggap sebagai janji-janji palsu. Jika tindak lanjut dilakukan, hal itu akan semakin meningkatkan kepercayaan pekerja terhadap komitmen para pimpinannya.

Rutin

Jadwalkan kunjungan lapangan secara rutin. Bisa sebulan sekali atau mungkin setahun dua kali. Hal baik yang dilakukan secara berkala bisa membuat kontribusi yang berarti, apalagi jika dilakukan oleh posisi tertinggi perusahaan yang bisa mengambil keputusan.

Dengan berada di lapangan, seorang pemimpin telah menunjukkan bentuk komitmennya terhadap keselamatan kerja. Inilah yang pekerja lapangan ingin lihat dan harapkan.



---000---

Penyusun: 
Syamsul Arifin
HES Engineer, Pertamina Hulu Kalimantan Timur.


Artikel ini tayang juga di epaper Energia Pertamina, edisi 11 Februari 2019, hal 13
https://epaper.pertamina.com/energia/11-februari-2019/flipbook/12/

Postingan terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar