16 Desember 2019

Menjadi Organisasi Pembelajar: Belajar dari Kesuksesan Sehari-Hari

Kita perlu jujur mengakui, bahwa meskipun beberapa kecelakaan kerja itu mengerikan, kejadian atau frekuensi terjadinya kecelakaan tidaklah sebanyak kejadian atau frekuensi kesuksesan atau berhasilnya kita dalam mencapai tujuan-tujuan pekerjaan kita sehari-hari.

Dengan demikian, fokus keselamatan kerja kita sepatutnya berpindah, dari terlalu mendetail atau fokus dalam menganalisa kecelakaan kerja, menjadi lebih fokus untuk menginvestigasi pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan dengan sukses (selamat atau tanpa celaka), agar dapat direplikasi atau diulang kesuksesan tersebut di tempat lain atau di kemudian hari.

Sebagai ilustrasi, jika ada 1 kecelakaan dari 10,000 pekerjaan (atau ada 9,999 keberhasilan), maka terlalu berfokus pada 10-4 porsi bagian, akan membuat kita melupakan potongan bagian besar yang seharusnya lebih nampak. Hal ini bisa dilihat pada grafik lingkaran di samping.

Ilustrasi lain untuk memperkuat pemahaman baru ini dapat dijelaskan dengan mempergunakan kurva normal gaussian. Di sisi ujung kiri kurva, ada bagian kecil yang menunjukkan kecelakaan; sedang di sisi ujung kanan kurva, ada kesuksesan meskipun kondisi buruk (suatu kondisi yang jarang sekali, misalnya pesawat Garuda Indonesia GA 421 yang sukses mendarat darurat di Sungai Bengawan Solo, Januari 2002).

Bagian besar di tengah, ada porsi besar kesuksesan sehari-hari yang dialami pekerja. Sesuai dengan target yang telah diharapkan. Tepat waktu, sesuai anggaran, dan dilaksanakan dengan selamat (on time, on budget, and safely executed).


Pelajarilah apa-apa saja yang telah membuat kita berhasil atau sukses (mencapai tujuan pekerjaan dengan selamat). Jangan menganggap hal itu sebagai sebuah hal yang wajar dan normal, tanpa benar-benar memahami sebab-sebabnya.

Apakah karena kita telah cukup baik dalam melakukan perencanaan kegiatan, mendata peralatan dan kompetensi pekerja yang dibutuhkan, berkomunikasi, bekerja sama antar tim yang berbeda di lapangan, mengikuti manual atau mengikuti dengan baik prosedur yang dipersyaratkan manufaktur, mengurangi gangguan (distraction) agar dapat fokus pada pekerjaan, atau yang lainnya?

Bisa juga kemampuan beradaptasi yang baik dengan kondisi lapangan. Mengidentifikasi bahaya baru yang sebelumnya tidak teridentifikasi, menyesuaikan antara prosedur tertulis dengan kondisi lapangan, memprioritaskan pekerjaan dan mengatur alokasi sumber daya di lapangan, memonitor dengan detail aktifitas pekerjaan kritis, merespon dengan baik kondisi abnormal, dan hal-hal yang semisalnya.

Apapun itu, hal-hal tersebut telah terbukti menghadirkan keselamatan dalam proses mencapai tujuan kerja (sukses).

Menariknya, ISRS (International Sustainability Rating System) edisi 8 juga menyebutkan perihal belajar dari keberhasilan/sukses di sub-proses 13.2.

Semua hal itu menunjukkan bahwa tinjauan ulang atas kesuksesan bekerja selamat itu penting dilakukan. Bahkan -menurut saya- jauh lebih penting dari pada tinjauan ulang kecelakaan kerja, karena kecelakaan kerja sangat jarang dan tidak umum (spesifik atau terikat dengan kondisi-kondisi tertentu), sedang kesuksesan (selamat dalam bekerja) itu sangatlah umum dan sangat banyak sekali terjadi.

Saatnya kita mulai menghargai suksesnya bekerja selamat tim kerja. Mari kita mengevaluasi, apakah kita telah mengambil pelajaran dari kesuksesan bekerja selamat yang telah dilakukan sehari-hari, dan mampu untuk mengulang lagi, hari ini, esok hari?


---000---

Referensi:
  • Hollnagel, Erik. Safety-I and Safety-II. The Past and Future of Safety Management. 2014. UK
  • Dekker, Sidney. Why Do Things Go Right? 2018. Di akses di: http://www.safetydifferently.com/ why-do-things-go-right/

Penyusun: 
Syamsul Arifin, SKM. MKKK.
HES Engineer - Safety & Health Auditor
OE-HES Department
Pertamina Hulu Kalimantan Timur


Artikel ini tayang juga di epaper Energia Pertamina, edisi 10 Desember 2018, hal 13
https://epaper.pertamina.com/energia/10-desember-2018/flipbook/12/

Postingan terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar