02 Februari 2020

Susahkah Mengintervensi Perilaku Berisiko?

Kecuali anda adalah orang yang khusus dibayar untuk memastikan orang lain bekerja selamat (HSE officer), menghentikan/mengintervensi orang lain (terutama satu anggota tim) yang bertindak tidak selamat, bukanlah hal yang mudah.

Apa saja sih penyebabnya? 

Sulitnya seorang pekerja dalam tim untuk mengintervensi pekerja lain yang berisiko/berbuat salah disebut dengan tim error. Hal ini terjadi karena beberapa fenomena, diantaranya:

Halo effect -disebut halo effect karena seseorang menganggap orang lain lebih baik/mulia/hebat/wah (ada lingkaran cahaya di atas kepalanya). 

Halo efek adalah kepercayaan penuh (buta) akan kompetensi seseorang karena pengalaman atau tingkat pendidikan yang dimiliknya. Hal ini mengakibatkan pekerja lain menurunkan tingkat kewaspadaan terhadap kesalahan yang dapat diakibatkan oleh individu yang dianggap lebih kompeten atau bahkan tidak memeriksa/memverifikasi ulang pekerjaan orang tersebut. 

Efek Pilot - Co-pilot. Keengganan pekerja junior (co-pilot) untuk menentang pendapat, keputusan, atau tindakan pekerja senior (pilot) karena posisinya di dalam struktur organisasi perusahaan. Bawahan menunjukkan sopan santun berlebihan ketika berinteraksi dengan manajer/senior, tidak sadar menerima perkataan bos tanpa berpikir kritis atau berbeda pendapat terhadap tindakan dan keputusannya.

Free riding (menumpang/mengikuti saja). Kecenderungan untuk “menumpang” (ikut-ikutan saja) tanpa secara aktif mengevaluasi maksud dan tindakan pekerja yang melakukan pekerjaan atau mengambil inisiatif. Orang lain yang mengambil inisiatif untuk melakukan pekerjaan, sementara si penumpang hanya mengambil peran pasif.

Group think (berpikir grup). Kepaduan, loyalitas, konsensus dan komitmen adalah hal yang baik jika ada di dalam kelompok kerja. Namun, terkadang, hal-hal tersebut bisa menurunkan kualitas keputusan tim. Contohnya, ada keenganan untuk berbagi informasi yang berbeda untuk menjaga keharmonisan tim. Kondisi itu bisa diperparah jika ada anggota grup yang dominan dan memberikan pengaruh yang kuat dalam pola pikir grup (pilot/co-pilot atau efek halo). Akibatnya, informasi yang penting bisa jadi tidak terbagi kepada anggota kelompok.

Diffusion of responsibility. Difusi tanggung jawab bisa jadi berisiko dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah kelompok. Jika dua atau lebih pekerja sepakat akan sesuatu yang dianggap cara yang terbaik dalam melakukan sesuatu, maka mereka akan lebih mudah mengambil resiko dan mengabaikan prosedur atau kebijakan yang ada. Fenomena ini bisa disebut juga mentalitas gembala (herd mentality).


---000---

Jakarta, 1 Februari 2020
Syamsul Arifin, SKM. MKKK. Grad IOSH.

Referensi: Department of Energy. Human Performance Improvement Handbook - Volume 1: Concepts and Principles. 2009. Amerika.

Postingan terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar